Friday, June 12, 2015

ISLAM BUKANLAH TEROR

Islam adalah agama yang damai, pada zaman nabi Muhammad banyak orang yang masuk islam karna menggagumi islam. Banyak dari mereka yang terketuk pintu hatinya masuk islam karna melihat agama islam begitu damai, mereka melihat orang yang beragama islam hidup saling tolong menolong, bahu membahu, pada zaman nabi Muhammad islam benar benar menjadi pembeda dari agama lain, Sepeninggalan nabi agung Muhammad SAW tepatnya pada 632 M silam, kepemimpinan agama Islam tidak berhenti begitu saja. Kepemimpinan Islam diteruskan oleh para khalifah dan disebarkan ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Hebatnya baru sampai abad ke 8 Islam telah menyebar hingga ke seluruh afrika, timur tengah, dan benua eropa. Baru pada dinasti Ummayah perkembangan islam masuk ke nusantara.
Saya ingin merubah persepsi bahwa islam bukanlah agama yang keras oleh berbagai pihak, banyak Negara pada saat ini mengidentikan islam dengan teroris padahal islam adalah agama yang damai. Banyak sekali sekarang orang bahkan kelompok yang megatas namakan dirinya orang islam tapi tidak berprilaku sebagai islam. Sehingga banyak terjadi aksi terror mengatas namakan islam, aksi bom serta aksi aksi anarkis lainya, sudah banyak Negara yang menganggap islam adalah agama teroris sehingga aksi terror selalu dikaitkan dengan islam, inilah hal yang harus di ubah dari sekarang karna sejatinya islam adalah Negara yang damai, islam masuk ke berbagai belahan dunia dengan damai dan menyesiuaikan dengan adat istiadat setempat namun itu berbanding terbalik dengan keadaan sekarang ini, islam tercoreng oleh sebagian orang yang tidak bertanggung jawab




Mari kita lihat masuknya islam ke Indonesia yang memperlihatkan betapa indah dan damainya islam
Zaman dahulu Indonesia dikenal sebagai daerah terkenal akan hasil rempah-rempahnya, sehingga banyak sekali para pedagand dan saudagar dari seluruh dunia datang ke kepulauan Indonesia untuk berdagang. Hal tersebut juga menarik pedagang asal Arab, Gujarat, dan juga Persia. Sambil berdagang para pedagang muslim sembari berdakwak untuk mengenalkan ajaran Islam kepada para penduduk.


Menurut para sejarawan, pada abad ke-13 Masehi islam sudah masuk ke nusantara yang dibawa oleh para pedagan muslim. Namun untuk lebih pastinya para ahli masih terdapat perbedaan pendapat dari para sejarawan. Namun setidaknya 3 tiga teori tentang masuknya Islam ke Indonesia

1. Teori Gujarat
Teori ini dipelopori oleh ahli sejarah Snouck Hurgronje, menurutnya agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13 masehi.

2. Teori Persia
P.A Husein Hidayat mempelopori teori ini, menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh pedagang Persia (Iran), hal ini berdasarkan kesamaan antara kebudayaan islam di Indonesia dengan Persia.

3. Teori Mekkah
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dibawa para pedagah Mekkah, teori ini berlandaskan sebuah berita dari China yang menyatakan jika pada abad ke-7 sudah terdapat perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

Masuknya islam di Indonesia berlangsung secara damai dan menyesuaikan dengan adat serta istiadat penduduk lokal. Ajaran islam yang tidak mengenal perbedaan kasta membuat ajaran ini sangat diterima penduduk lokal. Proses masuknya islam dilakukan melalui cara berikut ini.

1. Perdagangan
Letak Indonesia yang sangat strategis di jalur perdagangan di masa itu membuat Indonesia banyak disinggahi para pedagang dunia termasuk pedagang muslim. Banyak dari mereka yang akhirnya tinggal dan membangun perkampungan muslim, tak jarang mereka juga sering mendatangkan para ulama dari negeri asal mereka untuk berdakwah. Hal inilah yang diduga memiliki peran penting dalam penyebaran ajaran Islam di nusantara.

2. Perkawinan
Penduduk lokal beranggapan bahwa para pedagang muslim ini adalah kalangan yang terpandang, sehingga banyak penguasa pribumi yang menikahkan anak mereka dengan para pedagang muslim. Sebagai sayarat sang gadis harus memeluk islam terlebih dahilu, hal inilah yang diduga memperlancar penyebaran ajaran islam.

3. Pendidikan
Setelah perkampungan islam terbentuk, mereka mulai mendirikan fasilitas pendidikan berupa pondok pesantren yang dipimpin langsung oleh guru agama dan para ulama. Para lulusan pesantren akan pulang ke kampung halaman dan menyebarkan ajaran islam di daerah masing-masing.

4. Kesenian
Wayang merupakan warisan budaya yang masih terjagan hingga saat ini, dalam penyebaran ajaran islam wayang memiliki perang yang sangat konkrit. Contohnya sunan kalijaga yang merupakan salah satu tokoh islam menggunakan pementasan wayang untuk berdakwah

Itulah sejarah singkat masuknya islam ke Indonesia, tapi pada saat sekarang banyak orang yang salah dalam mehamahi islam terutama dalam jidhad. Banyak orang yang terpengaruh dan salah dalam memahami artijihad, mereka selalu perfikiran jihad selalu identic dengan perang dan kekerasan, sehingga proses masuknya islam dan kedamaian dalam islam sudah tercoreng oleh bererapa pihak dan bahkan kelompok yang megatas namakan dirinya orang islam tapi tidak berprilaku sebagai islam.
Islam sangat tercoreng dengan aksi anarkis yang mengatasnamakan agama ini contohnya
1.gerakan anti pancasila
"Mereka yang anti Pancasila bahkan menganggap Pancasila sebagai produk kafir padahal sikap tersebut malah merupakan pendangkalan dari nilai-nilai agama itu sendiri," kata Helmy di sela-sela Orasi Ilmiahnya di Auditorium Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung, Senin, (26/8/2013).

Dikatakannya gerakan radikalisme yang mengatasnamakan agama sering terjadi karena kurangnya wawasan agama secara mendalam.

"Bukankah agama Islam merupakan rahmattan lil alamin. Islam merupakan agama yang ramah, bukan agama yang marah. Allah SWT juga mengutus Nabi Muhammad untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Ini karena para pelaku yang melakukan tindakan radikal itu tidak terdidik dengan baik dalam lembaga pendidikan Islam," katanya.

Menurut dia, tindakan radikal yang mengatasnakan agama tertentu oleh para pelaku tak bertanggung jawab bukan hanya menjadi keruguian satu agama, melainkan segenap seluruh bangsa. Dia mencontohkan kasus pembakaran tempat ibadah, tragedi bom Bali, dan bom di Hotel JW Marriot.

"Sikap semacam itu sungguh mengherankan, apalagi mengatasnamakan jihad," ujarnya.

Oleh sebab itu, tindakan radikal seperti itu menjadi tantangan berat bagi pendidikan Islam untuk memberikan edukasi tentang makna jihad sesungguhnya.

“Jihad yang dilakukan kelompok radikal dengan melakukan pengeboman jauh berbeda dengan revolusi jihad yang dikobarkan KH Hasyim Asy'ari, Soekarno-Hatta, bahkan Rasulullah SAW,” pungkasnya.
2 Bom wtc
11 september kemarin adalah hari yang mengingatkan kita akan tragedi WTC 11 September. Sepuluh tahun yang lalu, pada hari selasa pagi yang cerah, 19 orang yang mengatasnamakan Muslim melakukan apa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh orang Amerika. ke 19 orang ini tidak hanya menyerang gedung yang paling menojol dari langit Manhattan itu, namun mereka juga menyerang inti dari nilai-nilai kebebasan dan toleransi. Hari yang membuat dunia tertegun dan mengguncang rasa aman dan damai. Tahun ini merupakan peringatan ke sepuluh dari peristiwa yang mengerikan tersebut dimana telah banyak acara-acara peringatan dibuat di seluruh dunia. Serangan 11 september ke gedung kembar WTC sebenarnya - tidak hanya menyisakan luka mendalam yang berkelanjutan bagi keluarga korban atau masyarakat barat - tetapi juga bagi Islam yang dicitrakan buruk oleh dunia. Ibarat pepatah "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga." Islam semakin dihubungkan dengan "kekerasan dan terorisme. Muslim di Amerika tiba-tiba mulai merasa sebagai orang buangan dan terkucilkan. Karena ketidaktahuan dan kepolosan setiap Muslim diasosiakan sebagai teroris. Upaya reklamasi dari streortif terhadap Islam sebenarnya juga telah dilakukan oleh Muslim di Amerika bahwa tak semua Islam adalah teroris, justru Islam adalah agama damai dan bukan agama kekerasan. tidak ada tempat untuk terorisme dalam Alquran. Sekelompok minoritas yang disebut Islam itu telah mendistorsi makna Islam yang hakiki dan telah digunakan untuk keuntungan duniawi. Komunitas Muslim Ahmadiyah, organisasi Islam tertua di Amerika Serikat telah mengambil sebuah tindakan dengan menunjukkan kepada masyarakat Amerika makna Islam sebenarnya - tidak hanya dengan kata melainkan tindakan. setelah dua inisiatif telah sukses yaitu "Muslims for Peace" dan "Muslims for Loyality" kembali Komunitas Ahmadiyah meluncurkan sebuah kampanye nasional guna mengenang para korban serangan 11september dengan jalan menyumbangkan darah. inisiatif baru tersebu bernama "Muslims for life". Muslims for life digagas sebagai upaya untuk menujukkan bahwa islam begitu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan disamping sebagai upaya untuk menjelaskan kesalahpahaman tentang Islam yang beredar. Naseem Mahdi, Wakil Amir Ahmadiyah US menulis di Washington Post, "Pada tanggal 9 september 2011 sekitar 3000 nyawa tak berdosa telah direnggut oleh aksi teroris yang mengatasnamakan Islam. sepuluh tahun kemudian, september ini, Komunitas Muslim Ahmadiyah akan mengenang tragedi ini dengan mengorganisir donor darah secara nasional. dengan harapaan terkumpul 10.000 unit darah, sehingga bisa membantu menyuelamatkan sekitra 30.000 nyawa. "Muslims for life telah diterima dengan baik oleh Presiden obama dan anggota kabinetnya. Dua mobil darah telah digelar di Capitol Hilldan Rayburn and Cannon House Offices. Perwakilan Keith Ellison dan Jackie Speiers berada di anggota parlemen yang ikut menyumbangkan darah. Perwakilah Speier Jackie, seorang Demokrat dari California menyebut "mobil darah (blood Drive) sebagai "Pernyataan yang sangat kuat" "Ketika kami memperingati perayaan 10 tahun peristiwa 11 september, saya pikir itu sangat penging bagi kita untuk introspeksi dan menemukan cara mengekspresikan rasa sakit dan kesedihan yang berlanjut untuk mereka yang kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang khusuk dan mabuk adalah hal yang juga memiliki nilai positif. dan saya berpikir jauh lebih positif dengan memberikan satu pint darah untuk mereka yang membutuhkan." Dari Los Angeles ke New York, dan Detroir ke Austin, di 145 kota, 250 mobil donor darah telah terdaftar. Tindakan kemanusiaan yang melintasi ras, warna kulit, agama dan etnis. ini adalah cata yang paling luar biasa untuk membawa orang-orang dari semua latar belakang untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang diharapkan untuk membangun jembatan dan menyembuhkan luka-luka yang tetap terbuka selam sepuluh tahun terakhir..
3.jamaah islamiyah
Jamaah islamiyah diduga merupakan jaringan al qaeda, keterlibatan mereka dalam kegiatan mujahidin bisa merupakan latihan militer. Al qaedda telah secara resmi tercantum pada daftar terorisme global perserikatan bangsa-bangsa dan demikian menjadi musuh resmi pasukan koalisasi. Turmudi, Endang, and M. Riza Sihbudi. Islam dan radikalisme di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, 2005.

Dalam islam pun sudah di atur agar kita taat pada allah, jika kita kita taat pada allah tentu kita akan berprilaku sebagai muslim yang baik, jadi dapat disimpulkan bahwa islam yang banyak di identikan orang dengan kekerasan itu bukan lah islam yang sebenarnya,bahkan dalam perang sekalipun muslim tidak akan berprilaku buas dan semena-mena
Berikut adalah contoh kebaikan islam pada zaman dulu
Dalam sejarah Islam tercatat, Umar bin Abdul Azis dikenal sebagai seorang khalifah yang sangat jujur, tidak pernah mau menerima hadiah dari siapa pun. Sesaat setelah ia dinobatkan datanglah seorang konglomerat yang hendak memberikan hadiahkepadanya. Tapi, khalifah menolak keras pemberian itu. Umar bin Abdul Azis mengartikannya sebagai usaha penyuapan dan penyogokan.

Kolusi dan persekongkolan antara pejabat dan pengusaha yang dapat berdampak pada penyuapan, penyogokan, korupsi, dan pemberian katebelece, sangat ditentang keras oleh Islam. Apalagi kalau dilakukan oleh seorang pejabat, ketika dilantik atas nama Allah dia bersumpah untuk tidak menerima hadiah atau sesuatu pemberian yang diketahui atau diperkirakan akan merugikan negara dan jabatannya. Suatu sumpah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah.

Ini dijelaskan baik dalam Alquran maupun sunah. Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Orang yang memberikan sogok, yang menerimanya, dan yang menjadi perantaranya, semuanya masuk neraka.”

Khalifah Ali bin Abi Thalib ketika mendapat laporan bahwa gubernurnya di Mesir dijamu makan oleh para pengusaha setempat, dia menjadi khawatir dan memperingatkan, ”Tegakkanlah keadilan dalam pemerintahan dan pada diri Anda sendiri, dan carilah kepuasan rakyat, karena kepuasan rakyat memandulkan kepuasan segelintir orang yang berkedudukan istimewa. Ingatlah! Segelintir orang yang berkedudukan istimewa itu tak akan mendekati Anda ketika Anda dalam kesulitan.”

Untuk menangkal sikap tak terpuji, Imam Ghazali menyatakan, malu dan takut kepada Allah merupakan langkah pencegahan paling efektif untuk menangkis segala penyelewengan, termasuk korupsi dan penyogokan. Rasulullah SAW menyebutkan tanda-tanda orang munafik. Salah satu di antaranya adalah ‘apabila dia dipercaya, dia berkhianat’. Sabdanya lagi, ”Sesungguhnya tak ada agama bagi orang yang tidak mempunyai amanat.” Sedangkan menurut ulama kontemporer Sayid Sabiq, ”Kejujuran adalah tiang keutamaan, tanda kemajuan, bukti kesempurnaan dan penampilan dari perilaku yang bersih.”




Umar Bin Abdul Aziz-Khalifah Pilihan Dinasti Umayyah

Saat itu tengah malam di kota Madinah. Kebanyakan warga kota sudah tidur. Umar bin Khatab r.a. berjalan menyelusuri jalan-jalan di kota. Dia coba untuk tidak melewatkan satupun dari pengamatannya. Menjelang dini hari, pria ini lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Tanpa sengaja, terdengarlah olehnya percakapan antara ibu dan anak perempuannya dari dalam rumah dekat dia beristirahat.

“Nak, campurkanlah susu yang engkau perah tadi dengan air,” kata sang ibu.
“Jangan ibu. Amirul mukminin sudah membuat peraturan untuk tidak menjual susu yang dicampur air,” jawab sang anak.
“Tapi banyak orang melakukannya Nak, campurlah sedikit saja. Tho insyaallah Amirul Mukminin tidak mengetahuinya,” kata sang ibu mencoba meyakinkan anaknya.
“Ibu, Amirul Mukminin mungkin tidak mengetahuinya. Tapi, Rab dari Amirul Mukminin pasti melihatnya,” tegas si anak menolak.

Mendengar percakapan ini, berurailah air mata pria ini. Karena subuh menjelang, bersegeralah dia ke masjid untuk memimpin shalat Subuh. Sesampai di rumah, dipanggilah anaknya untuk menghadap dan berkata, “Wahai Ashim putra Umar bin Khattab. Sesungguhnya tadi malam saya mendengar percakapan istimewa. Pergilah kamu ke rumah si anu dan selidikilah keluarganya.”

Ashim bin Umar bin Khattab melaksanakan perintah ayahndanya yang tak lain memang Umar bin Khattab, Khalifah kedua yang bergelar Amirul Mukminin. Sekembalinya dari penyelidikan, dia menghadap ayahnya dan mendengar ayahnya berkata,
“Pergi dan temuilah mereka. Lamarlah anak gadisnya itu untuk menjadi isterimu. Aku lihat insyaallah ia akan memberi berkah kepadamu dan anak keturunanmu. Mudah-mudahan pula ia dapat memberi keturunan yang akan menjadi pemimpin bangsa.”

Begitulah, menikahlah Ashim bin Umar bin Khattab dengan anak gadis tersebut. Dari pernikahan ini, Umar bin Khattab dikaruniai cucu perempuan bernama Laila, yang nantinya dikenal dengan Ummi Ashim. Suatu malam setelah itu, Umar bermimpi. Dalam mimpinya dia melihat seorang pemuda dari keturunannya, bernama Umar, dengan kening yang cacat karena luka. Pemuda ini memimpin umat Islam seperti dia memimpin umat Islam. Mimpi ini diceritakan hanya kepada keluarganya saja. Saat Umar meninggal, cerita ini tetap terpendam di antara keluarganya.

Pada saat kakeknya Amirul Mukminin Umar bin Khattab terbunuh pada tahun 644 Masehi, Ummi Ashim turut menghadiri pemakamannya. Kemudian Ummi Ashim menjalani 12 tahun kekhalifahan Ustman bin Affan sampai terbunuh pada tahun 656 Maserhi. Setelah itu, Ummi Ashim juga ikut menyaksikan 5 tahun kekhalifahan Imam Ali bin Abi Thalib r.a. Hingga akhirnya Muawiyah berkuasa dan mendirikan Dinasti Umayyah.

Pergantian sistem kekhalifahan ke sistem dinasti ini sangat berdampak pada Negara Islam saat itu. Penguasa mulai memerintah dalam kemewahan. Setelah penguasa yang mewah, penyakit-penyakit yang lain mulai tumbuh dan bersemi. Ambisi kekuasaan dan kekuatan, penumpukan kekayaan, dan korupsi mewarnai sejarah Islam dalam Dinasti Umayyah. Negara bertambah luas, penduduk bertambah banyak, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang, tapi orang-orang semakin merindukan ukhuwah persaudaraan, keadilan dan kesahajaan Ali, Utsman, Umar, dan Abu Bakar. Status kaya-miskin mulai terlihat jelas, posisi pejabat-rakyat mulai terasa. Kafir dhimni pun mengeluhkan resahnya, “Sesungguhnya kami merindukan Umar, dia datang ke sini menanyakan kabar dan bisnis kami. Dia tanyakan juga apakah ada hukum-hukumnya yang merugikan kami. Kami ikhlas membayar pajak berapapun yang dia minta. Sekarang, kami membayar pajak karena takut.”

Kemudian Muawiyah membaiat anaknya Yazid bin Muawiyah menjadi penggantinya. Tindakan Muawiyah ini adalah awal malapetaka dinasti Umayyah yang dia buat sendiri. Yazid bukanlah seorang amir yang semestinya. Kezaliman dilegalkan dan tindakannya yang paling disesali adalah membunuh sahabat-sahabat Rasul serta cucunya Husein bin Ali bin Abi Thalib. Yazid mati menggenaskan tiga hari setelah dia membunuh Husein.

Akan tetapi, putra Yazid, Muawiyah bin Yazid, adalah seorang ahli ibadah. Dia menyadari kesalahan kakeknya dan ayahnya dan menolak menggantikan ayahnya. Dia memilih pergi dan singgasana dinasti Umayah kosong. Terjadilah rebutan kekuasaan dikalangan bani Umayah. Abdullah bin Zubeir, seorang sahabat utama Rasulullah dicalonkan untuk menjadi amirul mukminin. Namun, kelicikan mengantarkan Marwan bin Hakam, bani Umayah dari keluarga Hakam, untuk mengisi posisi kosong itu dan meneruskan sistem dinasti. Marwan bin Hakam memimpin selama sepuluh tahun lebih dan lebih zalim daripada Yazid. Turmudi, Endang, and M. Riza Sihbudi. Islam dan radikalisme di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, 2005.










DAFTAR PUSTAKA


Turmudi, Endang, and M. Riza Sihbudi. Islam dan radikalisme di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, 2005.
Abdullah bin abdul hakam and Dato DR Shiddiq Fadzil

 Buku norma agama